Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah termasuk ilmu empiris, karena sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia. Oleh sebab itu, sejarah kerap dimasukkan ke dalam ilmu kemanusiaan. Akan tetapi, sejarah berbeda dengan antropologi atau sosiologi, sejarah membicarakan manusia dari segi waktu, seperti perkembangan masyarakat dari satu bentuk ke bentuk lainnya, kesinambungan yang terjadi dalam suatu masyarakat, pengulangan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang biasanya disebabkan oleh pengaruh dari luar masyarakat itu sendiri.
Untuk mengetahui apa dan bagaimana peristiwa sejarah yang terjadi di muka bumi ini, dipelajari dari catatan dan rekaman sejarah dari sejumlah sumber. Pencatatan peristiwa yang terjadi pada masa lampau itu termasuk bentuk teks cerita ulang. Melalui teks cerita ulang atau dikenal juga dengan sebutan teks rekon (recount), pengalaman nyata di masa lalu dapat dibangkitkan atau dihidupkan kembali. Dengan membaca dan memahami berbagai rentetan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, kalian diharapkan dapat menggali kearifan di sana. Mengetahui peristiwa sejarah tidak hanya sebatas proses transformasi pengetahuan mengenai fakta masa lalu belaka, tetapi yang terpenting adalah bagaimana dapat belajar dari sejarah itu.
Sebuah peristiwa sejarah mengandung makna yang penting. Salah satu peristiwa sejarah dunia yang memiliki pengaruh pada kehidupan sekarang maupun masa depan adalah peristiwa terbentuknya Hari Buruh atau yang dikenal dengan sebuatan May Day. Hari Buruh ini merupakan rentetan perjuangan kelas pekerja agar tidak diperlakukan dengan buruk secara terusmenerus. Setiap tanggal 1 Mei, kaum buruh di seluruh dunia memperingati peristiwa besar yang terjadi di Amerika Serikat, berupa demonstrasi kaum buruh pada 1886 yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja.
1. Struktur Teks
Struktur yang membangun sebuah teks cerita sejarah adalah orientasi^urutan peristiwa^reorientasi. Reorientasi merupakan tahapan yang berupa pilihan, yang bisa saja tidak muncul dalam sebuah teks cerita sejarah.
Jam kerja yang pantas bagi seseorang dalam sehari adalah 8 jam. Delapan jam adalah waktu bekerja yang tepat, dalam sehari ada 24 jam. Maka 24 jam tersebut dibagi menjadi 3 yaitu 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk rekreasi, dan 8 jam untuk istirahat.
Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, Undang-Undang No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah lembur.
Dari teks tentang hari buruh sedunia informasi yang dapat mengidentifikasi antara lain siapa dan apa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Selain itu juga tentang kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi
Penyusunan periode dalam teks sejarah harus kalian lakukan secara kronologis, sesuai dengan urutan waktu dari peristiwa sejarah tersebut. Setiap peristiwa yang terjadi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan bentuknya. Lalu, peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara runut berdasarkan waktu kejadian, disusun dari masa yang paling awal hingga masa yang paling akhir. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peristiwa sejarah yang disusun tidak melompat-lompat atau bahkan berbalik urutan waktunya, sehingga akan menimbulkan kerancuan. Tentu saja kerancuan akan memicu sebuah pemahaman yang keliru tentang fakta sejarah dan harus dihindari. Berikut ini urutan kejadian pada teks hari buruh seduania
Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik mengikuti tata urutan tertentu. Dalam penyajian informasi ini, terdapat beberapa model urutan, antara lain urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan pertanyaan-jawaban, dan urutan sebabakibat. Semua model ini akan memberikan informasi secara runtut. Prinsip keruntutan pada dasarnya menyajikan informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis.
Dalam pola urutan yang berdimensi waktu, informasi disajikan secara kronologis, mulai dari yang paling awal hingga yang paling akhir terjadi. Meskipun demikian, dengan pola urutan waktu ini, penulis bisa saja menerapkan cara penyajian kilas balik (flashback) yaitu dengan memulai apa yang paling akhir terjadi, kemudian meloncat ke kejadian paling awal dan berikutnya secara berurut.
Ciri kebahasaan yang digunakan dalam penceritaan peristiwa sejarah ini menggunakan nomina yang dapat mengidentifikasi siapa dan apa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Selain itu, teks cerita sejarah ini juga kerap menggunakan kelompok kata yang dapat menggambarkan sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut dengan lebih rinci. Kata yang menunjukkan urutan peristiwa serta adverbia waktu lampau sangat diperlukan dengan menggunakan konjungsi temporal. Sebuah teks sejarah juga kerap menggunakan nomina yang telah melalui proses nominalisasi.
Kelompok nomina dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Terdapat tiga jenis kelompok nomina, yaitu kelompok kata nomina modifikatif (mewatasi), kelompok nomina koordinatif (tidak saling menerangkan), yang terdiri atas unsur nominal yang setara dan dapat disisipi dan dan atau, dan kelompok nomina apositif. Seperti kelompok nomina, kelompok verba juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kelompok verba modifikatif, kelompok verba koordinatif, dan kelompok verba apositif.
Untuk menguraikan urutan peristiwa dalam sebuah teks cerita sejarah, akan menemukan kata yang menginformasikan peristiwa, waktu, dan tempat. Penanda lain yang menunjukkan nama peristiwa dan tempat kejadiannya dalam teks hari buruh adalah sebagai berikut.
Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai sarana kohesi teks. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian, yaitu konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat (misalnya apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya) dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat (misalnya sebelumnya dan sesudahnya).
Nominalisasi, sebagai suatu proses pembentukan nomina dari kelas kata yang lain dengan menggunakan afiks tertentu, kerap terjadi pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi penceritaan ulang. Pada teks cerita sejarah sebagai satu bentuk penceritaan ulang juga sering ditemukan nominalisasi ini. Bentuk kata benda (nomina [N]) sebagai hasil dari nominalisasi yang terdapat dalam teks “Sejarah Hari Buruh” antara lain sebagai berikut.
Untuk mengetahui apa dan bagaimana peristiwa sejarah yang terjadi di muka bumi ini, dipelajari dari catatan dan rekaman sejarah dari sejumlah sumber. Pencatatan peristiwa yang terjadi pada masa lampau itu termasuk bentuk teks cerita ulang. Melalui teks cerita ulang atau dikenal juga dengan sebutan teks rekon (recount), pengalaman nyata di masa lalu dapat dibangkitkan atau dihidupkan kembali. Dengan membaca dan memahami berbagai rentetan peristiwa yang terjadi pada masa lampau, kalian diharapkan dapat menggali kearifan di sana. Mengetahui peristiwa sejarah tidak hanya sebatas proses transformasi pengetahuan mengenai fakta masa lalu belaka, tetapi yang terpenting adalah bagaimana dapat belajar dari sejarah itu.
Sebuah peristiwa sejarah mengandung makna yang penting. Salah satu peristiwa sejarah dunia yang memiliki pengaruh pada kehidupan sekarang maupun masa depan adalah peristiwa terbentuknya Hari Buruh atau yang dikenal dengan sebuatan May Day. Hari Buruh ini merupakan rentetan perjuangan kelas pekerja agar tidak diperlakukan dengan buruk secara terusmenerus. Setiap tanggal 1 Mei, kaum buruh di seluruh dunia memperingati peristiwa besar yang terjadi di Amerika Serikat, berupa demonstrasi kaum buruh pada 1886 yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja.
1. Struktur Teks
Struktur yang membangun sebuah teks cerita sejarah adalah orientasi^urutan peristiwa^reorientasi. Reorientasi merupakan tahapan yang berupa pilihan, yang bisa saja tidak muncul dalam sebuah teks cerita sejarah.
Struktur Teks | Kalimat |
---|---|
Orientasi | Hari Buruh, yang dikenal juga dengan sebutan May Day, diperingati setiap 1 Mei. Di beberapa negara, Hari Buruh dijadikan hari libur tahunan, yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. Hari Buruh ini lahir dari rentetan perjuangan kelas pekerja. Pada 1886, terjadi demonstrasi kaum buruh Amerika Serikat yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja. Federation of Organized Trades and Labor Unions akhirnya menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh yang diperingati oleh kaum buruh seluruh dunia. Penetapan ini dilakukan untuk memperingati momen tuntutan delapan jam kerja sehari dan juga memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. |
Urutan Peristiwa Sejarah Tahap 1 | Tuntutan kaum buruh ini bermula sejak era industri di awal abad ke-19. Perkembangan kapitalisme industri menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara kapitalis Barat. Di Amerika Serikat misalnya, pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik menuai amarah dan perlawan dari kalangan kelas pekerja. Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi pada 1806 oleh pekerja cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisasinya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja 19 hingga 20 jam sehari. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat. |
Urutan Peristiwa Sejarah Tahap 2 | Demonstrasi besar yang berlangsung sejak April 1886, dari waktu ke waktu pendukungnya semakin banyak. Demonstrasi menjalar ke berbagai kota, seperti Chicago, New York, Detroit, Louisville, dan Baltimore. Demonstrasi ini mempersatukan buruh berkulit putih dan hitam. Sampai pada 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut. |
Urutan Peristiwa Sejarah Tahap 3 | Perkembangan ini memancing reaksi dari kalangan pengusaha dan pejabat pemerintahan setempat saat itu. Melalui Chicago’s Commercial Club, dikeluarkan dana sekitar US$2.000 untuk membeli peralatan senjata mesin guna menghadapi demonstrasi. Demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja itu pun berakhir dengan korban dan kerusuhan. Sekitar 180 polisi menghadang demonstrasi dan memerintahkan agar demonstran membubarkan diri. |
Urutan Peristiwa Sejarah Tahap 4 | Sebuah b*m meledak di dekat barisan polisi. Polisi pun membabi-buta men*mbaki buruh yang berdemonstrasi. Akibatnya korban pun jatuh dari pihak buruh pada 3 Mei 1886, empat orang buruh tewas dan puluhan lainnya terluka. Dengan tuduhan terlibat dalam pengeb*man, delapan orang aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan. Akibat dari tindakan ini, polisi menerapkan pelarangan terhadap setiap demonstrasi buruh. Namun, kaum buruh tidak begitu saja menyerah. Pada 1888 mereka kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, mereka juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1 Mei 1890. |
Urutan Peristiwa Sejarah Tahap 5 | Rangkaian demonstrasi yang terjadi pada saat itu, tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Bahkan menurut Rosa Luxemburg (1894), demonstrasi yang menuntut pengurangan jam kerja tersebut sebenarnya diinspirasikan oleh demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya di Australia pada tahun 1856. Tuntutan pengurangan jam kerja juga singgah di Eropa. Saat itu, gerakan buruh di Eropa tengah menguat. Tentu saja, fenomena ini semakin mengentalkan kesatuan dalam gerakan buruh sedunia dalam satu perjuangan. |
Reorientasi | Peristiwa monumental yang menjadi puncak dari persatuan gerakan buruh dunia adalah penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional tahun 1889. Kongres yang dihadiri ratusan delegasi dari berbagai negeri dan memutuskan delapan jam kerja per hari menjadi tuntutan utama kaum buruh seluruh dunia. Selain itu, kongres juga menyambut usulan delegasi buruh dari Amerika Serikat yang menyerukan pemogokan umum 1 Mei 1890 guna menuntut pengurangan jam kerja dengan menjadikan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh se-Dunia. Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO No. 01 tahun 1919 dan Konvensi No. 47 tahun 1935. Ditetapkannya konvensi tersebut merupakan suatu pengakuan internasional yang secara tidak langsung merupakan buah dari perjuangan kaum buruh sedunia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Penetapan 8 jam kerja per hari sebagai salah satu ketentuan pokok dalam hubungan industrial perburuhan adalah penanda berakhirnya bentuk kerja paksa dan perbudakan yang bersembunyi di balik hubungan industrial. |
Jam kerja yang pantas bagi seseorang dalam sehari adalah 8 jam. Delapan jam adalah waktu bekerja yang tepat, dalam sehari ada 24 jam. Maka 24 jam tersebut dibagi menjadi 3 yaitu 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk rekreasi, dan 8 jam untuk istirahat.
Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1, Undang-Undang No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:
- 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau
- 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah lembur.
Dari teks tentang hari buruh sedunia informasi yang dapat mengidentifikasi antara lain siapa dan apa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Selain itu juga tentang kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa itu terjadi
Paragraf | Infornasi dalam Teks |
---|---|
Paragraf 1 | Peristiwa yang diidentifikasi pada tahap orientasi ini adalah Hari Buruh. Pelaku dalam peristiwa tersebut adalah kaum buruh. Peristiwa yang dimaksud terjadi pada setiap Mei. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat Peristiwa ini terjadi karena buruh menuntut pemberlakuan delapan jam kerja. Peristiwa ini berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. |
Paragraf 2 | Peristiwa yang diidentifikasi pada paragraf 2 ini adalah pemogokan di Amerika Serikat oleh pekerja Cordwainers. Pelaku dalam peristiwa tersebut adalah kalangan kelas pekerja. Peristiwa yang dimaksud terjadi pada 1806. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat Peristiwa ini terjadi karena pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik Peristiwa ini bermula sejak era industri di awal abad ke-19 |
Paragraf 3 | Peristiwa yang diidentifikasi pada paragraf 3 ini adalah demonstrasi besar yang dari waktu ke waktu pendukungnya semakin banyak. Pelaku dalam peristiwa tersebut demonstran dari Chicago, New York, Detroit, Louisville, dan Baltimore. Peristiwa yang dimaksud terjadi sejak April 1886. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat Peristiwa ini mempersatukan buruh berkulit putih dan hitam Peristiwa ini sampai pada 1 Mei 1886 diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut. |
Paragraf 4 | Peristiwa yang diidentifikasi pada paragraf 4 ini adalah perkembangan demonstrasi memancing reaksi dari kalangan pengusaha dan pejabat pemerintahan setempat. Pelaku dalam peristiwa tersebut adalah pengusaha dan pejabat setempat. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat Peristiwa ini terjadi karena demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja. Peristiwa ini Chicago’s Commercial Club, mengeeluarkan US$2.000 untuk membeli peralatan senjata mesin guna menghadapi demonstrasi dan Sekitar 180 polisi menghadang demonstrasi |
Paragraf 5 | Peristiwa yang diidentifikasi pada paragraf 5 ini adalah aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan Pelaku dalam peristiwa tersebut adalah kaum buruh dan polisi. Peristiwa yang dimaksud terjadi pada 3 Mei 1886. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat Peristiwa ini terjadi karena sebuah b*m meledak dan polisi membabibuta menembaki buruh yang berdemonstrasi. Kaum buruh pada 1888 kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, merekajuga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1 Mei 1890. |
Paragraf 6 | Peristiwa yang diidentifikasi pada paragraf 6 adalah demonstrasi semakin mengentalkan kesatuan dalam gerakan buruh sedunia dalam satu perjuangan Pelaku dalam peristiwa tersebut adalah kaum buruh. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia Peristiwa ini terjadi karena demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya di Australia pada tahun 1856. |
Paragraf 7 | Peristiwa yang diidentifikasi pada paragraf 7 adalah penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional tahun 1889. Pelaku dalam peristiwa tersebut adalah delegasi dari berbagai negeri. Peristiwa yang dimaksud terjadi pada 1889. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat Peristiwa ini terjadi karena buruh menuntut pengurangan jam kerja dengan menjadikan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh se-Dunia.. Peristiwa ini menjadi puncak dari persatuan gerakan buruh dunia |
Paragraf 8 | Peristiwa yang diidentifikasi pada pargaraf 8 adalah delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO . Pelaku dalam peristiwa tersebut adalah kaum buruh dan ILO. Peristiwa yang dimaksud terjadi pada 1935. Peristiwa tersebut terjadi di Amerika Serikat Peristiwa ini terjadi karena buruh menuntut pemberlakuan delapan jam kerja. Peristiwa ini merupakan suatu pengakuan internasional yang secara tidak langsung merupakan buah dari perjuangan kaum buruh sedunia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak |
No. | Waktu | Peristiwa |
---|---|---|
1. | 1806 | Pemogokan pertama kelas pekerja di Amerika Serikat |
2. | 1856 | Demonstrasi yang dilakukan para buruh di Australia |
3. | April 1886 | Demonstrasi kaum buruh Amerika Serikat |
4. | 3 Mei 1886 | Buruh berdemonstrasi |
5. | 1888 | Para demonstran kembali berdemonstrasi |
6. | 1889 | Penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional |
7. | 1890 | Para demonstran kembali berdemonstrasi |
8. | 1 Mei 1890 | Pemogokan umum yang diusulkan delegasi buruh Amerika Serikat dalam Kongres Buruh Internasional |
9. | 1 Mei | Penetapan Hari Buruh se-Dunia |
10. | 1919 | Penetapan standard perburuhan internasional |
11. | 1935 | Ditetapkan Konvensi Internasional |
Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik mengikuti tata urutan tertentu. Dalam penyajian informasi ini, terdapat beberapa model urutan, antara lain urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan pertanyaan-jawaban, dan urutan sebabakibat. Semua model ini akan memberikan informasi secara runtut. Prinsip keruntutan pada dasarnya menyajikan informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis.
Dalam pola urutan yang berdimensi waktu, informasi disajikan secara kronologis, mulai dari yang paling awal hingga yang paling akhir terjadi. Meskipun demikian, dengan pola urutan waktu ini, penulis bisa saja menerapkan cara penyajian kilas balik (flashback) yaitu dengan memulai apa yang paling akhir terjadi, kemudian meloncat ke kejadian paling awal dan berikutnya secara berurut.
Paragraf | Penanda Waktu | Kata dalam Kalimat |
---|---|---|
I | Setiap 1 Mei Berawal dari | Hari Buruh, yang dikenal juga dengan sebutan May Day. Diperingati setiap 1 Mei. Di beberapa negara, Hari buruh dijadikan hari libur tahunan, yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. |
II | Sejak, awal abad ke-19 1806 19 hingga 20 jam sehari | Tuntutan kaum buruh ini bermula sejak era Industri di awal abad ke-19. Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi pada tahun 1806 oleh pekerja cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisasinya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja 19 hingga 20 jam sehari. |
III | Sejak April 1886, dari waktu ke waktu 1 Mei 1886 | buruh.Demonstrasi besar yang berlangsung sejak April 1886, dari waktu ke waktu pendukungnya semakin banyak. Sampai pada 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut. |
IV | Saat itu Jam kerja | Perkembangan ini memancing reaksi dari kalangan pengusaha dan pejabat pemerintahan setempat saat itu. Demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja itupun berakhir dengan korban dan kerusuhan. |
V | 3 Mei 1886 1888 1 Mei 1890 | Akibatnya korbanpun jatuh dari pihak buruh pada 3 Mei 1886 Pada 1888 mereka kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, mereka juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1 Mei 1890. |
VI | Setiap 1 MeiPada saat itu 1894 Jam kerja, 1856 Saat itu | Rangkaian demonstrasi yang terjadi pada saat itu,tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Bahkan menurut Rosa Luxemburg (1894), Demonstrasi yang menuntut pengurangan jam kerja tersebut sebenarnya diinspirasikan oleh demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya di Australia pada tahun 1856. Saat itu, gerakan buruh di Eropa tengah menguat. |
VII | Peristiwa, tahun 1889 Delapan jam kerja per hari 1 Mei 1890, jam kerja, tanggal 1 Mei, Hari | Peristiwa monumental yang menjadi puncak dari persatuan gerakan buruh dunia adalah penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional tahun 1889. Kongres yang dihadiri ratusan delegasi dari berbagai negeri dan memutuskan delapan jam kerja per hari menjadi tuntutan kaum buruh seluruh dunia. Selain itu, kongres juga menyambut usulan delegasi kaum buruh dari Amerika Serikat yang menyerukan pemogokan umum 1 Mei 1890 guna menuntut pengurangan jam kerja dengan menjadikan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh se-Dunia. |
VIII | Delapan jam/hari, 40 jam/minggu, lima hari, 1919, 1935 8 jam kerja, hari Berakhirnya | Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO No. 01 tahun 1919 dan Konvensi No. 47 tahun 1935. Penetapan 8 jam kerja per hari sebagai salah satu ketentuan pokok dalam hubungan industrial perburuhan adalah penanda berakhirnya bentuk kerja paksa dan perbudakan yang bersembunyi di balik hubungan industrial. |
Ciri kebahasaan yang digunakan dalam penceritaan peristiwa sejarah ini menggunakan nomina yang dapat mengidentifikasi siapa dan apa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Selain itu, teks cerita sejarah ini juga kerap menggunakan kelompok kata yang dapat menggambarkan sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut dengan lebih rinci. Kata yang menunjukkan urutan peristiwa serta adverbia waktu lampau sangat diperlukan dengan menggunakan konjungsi temporal. Sebuah teks sejarah juga kerap menggunakan nomina yang telah melalui proses nominalisasi.
Kelompok nomina dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda. Terdapat tiga jenis kelompok nomina, yaitu kelompok kata nomina modifikatif (mewatasi), kelompok nomina koordinatif (tidak saling menerangkan), yang terdiri atas unsur nominal yang setara dan dapat disisipi dan dan atau, dan kelompok nomina apositif. Seperti kelompok nomina, kelompok verba juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kelompok verba modifikatif, kelompok verba koordinatif, dan kelompok verba apositif.
No. | Kelompok Nomina | Kelompok Verba |
---|---|---|
1. | Perkembangan kapitalisme industri menandakan perubahan drastis ekonomi politik (nomina koordinatif) | Di beberapa Negara, Hari buruh dijadikan hari libur tahunan, yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh (verba apositif) |
2. | Pemogokan ini membawa para pengorganisasinya ke meja pengadilan (nomina koordinatif) | - |
3. | Akhirnya korban pun jatuh dari pihak buruh pada 3 Mei 1886, empat orang buruh tewas dan puluhan lainnya terluka. (Nomina Modifikatif) | Dengan tuduhan terlibat dalam pengeb*man delapan orang aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan (verba apsositif) |
4. | Dengan tuduhan terlibat dalam pengeb*man, delapan orang aktivis buruh di tangkap dan dipenjarakan (nomina modifikatif) | - |
5. | Kongres yang dihadiri ratusan delegasi dari berbagai Negara dan memutuskan delapan jam kerja perhari menjadi tuntutan utama kaun buruh sedunia. (norma modifikatif) | Penanda berakhirnya bentuk kerja paksa dan perbuatan yang bersembunyi di balik hubungan industrial. (verba modifikatif) |
6. | Sebuah bom meledak di dekat barisan polisi (nomina modifikatif) | Federation of Organitation Trades and labor Unions akhirnya menetapkan 1 Mei sebagai hari buruh yang diperingati oleh kaum buruh sedunia (verba modifikatif) |
Untuk menguraikan urutan peristiwa dalam sebuah teks cerita sejarah, akan menemukan kata yang menginformasikan peristiwa, waktu, dan tempat. Penanda lain yang menunjukkan nama peristiwa dan tempat kejadiannya dalam teks hari buruh adalah sebagai berikut.
No. | Peristiwa | Waktu | Tempat |
---|---|---|---|
1. | Hari Buruh | 1 Mei | Seluruh dunia |
2. | Hari libur tahunan | 1 Mei | Beberapa negara |
3. | Demonstrasi kaum buruh | 1886 | Amerika Serikat |
4. | Pemogokan pertama kelas pekerja | 1806 | Amerika Serikat |
5. | Demonstrasi besar | April 1886 | Amerika Serikat |
6. | Demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas dan dari New Jersey ke Alabama | 1 Mei 1886 | Amerika Serikat |
7. | Empat orang buruh tewas dan puluhan lainnya terluka | 3 Mei 1886 | Amerika Serikat |
8. | Mereka kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama | 1888 | Amerika Serikat |
9. | Mereka juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi | 1 Mei 1890 | Amerika Serikat |
10. | Demonstrasi yang menuntut pengurangan jam kerja | 1856 | Australia |
11. | Penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional | 1889 | Amerika Serikat |
12. | Menyerukan pemogokan umum | 1 Mei 1890 | Amerika Serikat |
13. | Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO | 1919 | Amerika Serikat |
14. | Konvensi No. 47 | 1935 | Amerika Serikat |
Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai sarana kohesi teks. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian, yaitu konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak sederajat (misalnya apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya) dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat (misalnya sebelumnya dan sesudahnya).
No. | Konjungsi dalam Kalimat | Sederajat | Tidak Sederajat |
---|---|---|---|
1. | Tuntutan kaum buruh ini bermula sejak era industri di awal abad ke-19. | √ | - |
2. | Pemogokan ini membawa para pengorganisasinya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja 19 hingga 20 jam sehari. | √ | - |
3. | Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat. | √ | - |
4. | Sampai pada 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut. | √ | - |
5. | Demonstrasi besar yang berlangsung sejak April 1886, dari waktu ke waktu pendukungnya semakin banyak. | √ | - |
6. | Sampai pada 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut. | √ | - |
7. | Bahkan menurut Rosa Luxemburg (1894), demonstrasi yang menuntut pengurangan jam kerja tersebut sebenarnya diinspirasikan oleh demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya di Australia pada tahun 1856. | - | √ |
Nominalisasi, sebagai suatu proses pembentukan nomina dari kelas kata yang lain dengan menggunakan afiks tertentu, kerap terjadi pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi penceritaan ulang. Pada teks cerita sejarah sebagai satu bentuk penceritaan ulang juga sering ditemukan nominalisasi ini. Bentuk kata benda (nomina [N]) sebagai hasil dari nominalisasi yang terdapat dalam teks “Sejarah Hari Buruh” antara lain sebagai berikut.
No. | Nomina | Afiks Pembentuk Nomina |
---|---|---|
1. | perjuangan | konfiks per- an (verba [V] à nomina [N]) |
2. | perubahan | konfiks per-an (verba [V] à nomina [N]) |
3. | penetapan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
4. | perkembangan | konfiks per-an (verba [V] à nomina [N]) |
5. | pengeb*man | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
6. | pengurangan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
7. | persatuan | konfiks per-an (verba [V] à nomina [N]) |
8. | perburuhan | konfiks per-an (verba [V] à nomina [N]) |
9. | perkembangan | konfiks per-an (verba [V] à nomina [N]) |
10. | pengetatan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
11. | pengintensifan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
12. | pemogokan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
13. | pemerintahan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
14. | peralatan | konfiks per-an (verba [V] à nomina [N]) |
15. | pengurangan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
16. | pelarangan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
17. | pengakuan | konfiks pe-an (verba [V] à nomina [N]) |
18. | perbudakan | konfiks per-an (verba [V] à nomina [N]) |